Kenaikan harga minyak bumi di pasaran internasional hingga USD 98/ barel (Juli 2011) akan dengan sendirinya menaikkan anggaran subsidibahan bakar minyak (BBM)
dalam APBN. Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah negara pengimpor
bahan bakar minyak (BBM) walaupun, dilain pihak, disaat sama Indonesia sebagai
eksporter minyak mentah. Bank Dunia menghitung, anggaran subsidi BBM akan
melonjak dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011
sebesar Rp 95 triliun menjadi sekitar Rp 150 triliun (Kompas, 2011).
Nilai subsidi tersebut melebihi angka APBN ketika krisis ekonomi dunia, dengan melonjaknya harga-harga pangan dan energi,
tahun 2008 lalu.

Penghematan
bahan bakar sebetulnya dapat kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan
bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil
tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus,
demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan
permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar
minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat
diperbarui (renewable).
Sumber
energi alternatif cukup tersedia, misal energi matahari di musim
kemarau atau musim kering, energi angin dan air. Tenaga air memang
paling banyak dimanfaatkan dalam bentuk pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), namun bagi sumber energi lain belum kelihatan secara
signifikan. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan
teknologi tepat guna dan sesuai untuk wilayah Indonesia dengan kekayaan
biomassa atau materi organik berasal tumbuhan dan hewan melimpah, adalah biogas. Dengan memproses limbah bio
atau biomassa di dalam alat kedap udara yang disebut digester, pembangunan
instalasi biogas, bio elektrik dan pupuk telah terbukti menghasilkan
gas metan, yang ketika diproses dalam alat pemurnian (biogas purifikasi)
akan menghasilkan biogas murni. Biomassa berupa limbah organik
dapat berupa kotoran ternak, tinja manusia (feces), sisa-sisa panenan
seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur, sampah domestik
rumah tangga, gulma air seperti eceng gondok dan sebagainya.

Pemanfaatan instalasi biogas, bio elektrik dan pupuk ditengah
ancaman krisis energi dan pangan atau sebagai jalan keluar dari tren
menaiknya harga dan angka konsumsi bahan bakar BBM sangat diharapkan
ketika mulai ditemukan dan dimanfaatkannya teknologi generasi ke 2 dalam
pembangkitan biogas. Penggunaan
bahan digester dari bahan fiberglass, terciptanya bakteri aktivator
pembangkit methan (metagenesis) seperti GP-7, digunakannya alat
pemurnian (purifikasi) biogas dari kandungan karbondioksida,
hidrogen sulfida (H2S) dan gas lain yang menurunkan kualitas gas metan
dalam biogas memberi harapan baru adanya biogas murni sebagai subtitusi
BBM. Bahkan lebih dari itu, teknologi Biogas-Bio Elektrik- Pupuk organik yang dapat diusahakan pada skala usaha kecil menengah, akan menjadi peluang usaha menjanjikan.

Selain penerimaan dari penjualan bahan bakar gas atau energi listrik diatas, instalasi 1 shelter BD 7000L adalah pupuk cair organik sebanyak 3,78 m3/ hari atau bagi penyiraman halaman dan tanaman maupun ditingkatkan kandungannya untuk menjadi pupuk organik atau pupuk hayati agar memiliki nilai tambah (added value) lebih besar lagi. Dengan memanfaatkan teknologi pembangkitan energi dan produksi pupuk dari material organik kini bisa menjadi peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan pengusaha kecil, UKM Koperasi dan para enterpreneur hijau lainnya.
Dari
hasil berupa bahan bakar biogas diatas saja akan dihasilkan tidak
kurang dari Rp 23, 473.800 / tahun ( pada asumsi harga LPG Rp 4500/ kg
) ditambah pendapatan dari penjualan pupuk organik cair. Pada kondisi
sponsor proyek yang memiliki tujuan pengelolaan sampah, memilih
pembangunan instalasi shelter BD 7000L akan memiliki keterbandingan (opportunity cost) dengan biaya pembuangan sampah yang selama ini dijalankan ke TPA.
Pendapatan lain akan diterima pengusaha instalasi biogas dan bio elektrik
ketika penempatan instalasi dilakukan dekat timbulan sampah di
kawasan-kawasan penimbul sampah. Biaya pembuangan sampah, dapat menjadi
penerimaan usaha bagi instalasi biogas dan bio elektrik ini. Bila
menurut standar BPLHD bahwa biaya bongkar muat sampah hingga pengiriman
ke TPA Sampah Rp 135.000,-/ ton, penghematan biaya harian buang sampah
1,26 ton atau 4,2 m3 sampah akan setara dengan biaya Rp 51.030.000/
tahun. +)
2 komentar:
sy sangat tertarik dengan konsep penggunaan biomasa...kerana.merupakan energi terbarukan yg sangat positif demi mendukung penghematan energi fosil..kami di Papua ada sejenis tumbuhan yang menjalar dan biasanya banyak tumbuh di pinggiran jalan di papua..tumbuhan ini kalo di potong dan di biarkan selama 1 jam akan mengeluarkan bau yang sangat menusuk hidung..oleh sebab itu masyarakat di papua menyebut daun ini daun koto(dalam logat papua)/daun kentut...menurut saya bau yg dikeluarkan daun tersebut adalah gas metan (CH4) soalnya...baunya sama dgn bau kentut...kalo tidak salah kentut itu jg kan gas metan(CH4) yang di keluarkan oleh manusia...oleh sebab itu...menurut saya anda harus meneliti tumbuhan tersebut ini....karena satu helaian daun konto ini anda simpan dalam saku anda maka jarak 2 - 5 meter oarang tidak akan mendekat....mungkin kandungan gas metan yang ada pada daun tersebut sangat tinggi sekali...oleh sebab..mungkin bapa2 bisa mencoba tumbuhan ini bersama sama enceng gondok....untuk di jadikan bio masa...
pada dasarnya semua biomassa ( material organik asal tumbuhan dan hewan) bs dibangkitkan kandungan CH4 metannya, wlupun memang berbeda-beda outputnya. Diketahui, kandungan selulosa paling tinggi bs hasilkan metan.
tumbuhan yg bpk sebutkan, nama lokalnya Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China), nama latinnya (Paederia scandens (Lour.) Merr.)...bs dibuat biogas, tapi di Jawa itu bahan herbal membantu penyembuhan Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan; ...sayang klu dibuat biogas, hehehe
Posting Komentar