Pembuatan
silase adalah usaha untuk mencapai keadaan hampa ( kedap) udara dan suasana asam
di tempat penyimpanan yang menjamin terjadinya pencampuran (homogen) dengan cara diputar atau Rotary Fermentor Silase (RFS).
Dalam keadaan hampa udara dan suasana asam, bakteri pembusuk dan
jamur akan mati sehingga hijauan akan tahan lama di dalamnya. Keadaan
hampa udara dapat dilaksanakan dengan menyimpan hijauan di dalam tempat
yang tertutup rapat dan dengan penimbunan hijauan dipadatkan.
Silase umumnya dibuat dari tanaman rerumputan (dari suku Gramineae), termasuk juga jagung, sorgum, dan serealia lainnya.
Dengan memanfaatkan seluruh bagian tanaman, tidak hanya biji-bijiannya,
silase juga bisa dibuat dari hijauan kelapa sawit singkong, padi, rami,
dan bahkan hijauan sayur dari limbah pasar.
Silase dapat
dibuat dengan menempatkan potongan hijauan yang telah dicampur dengan
pengaya protein seperti dedak, bekatul, tepung ikan di dalam rotary
berputar (Rotary Kiln) untuk fermentasi.
Guna
mendukung pengembangan ternak ruminansia ( sapi, domba, kerbau,
kambing) sangatantung kepada ketersediaan pakan ( hijauan dan
konsentrat).
Membuat pakan ransum komplit menggunakan Rotary
entor Silase (RFS) agar dihasilkan pakan hasil fermentasi untuk bisa
disimpan lama ebih dari 2 tahun) diyakini sangat penting bagi peternak mendapatkan jaminan pakan termasuk di saat musim kering kemarau.
• Hijauan segar dipotong-potong (lebih kurang 6 cm) kemudian dilayukan
untuk mempermudah pemadatan di dalam tabung rotary fermentor silase (kadar air 60-70 %).
• Hijauan yang sudah dilayukan dicampur dengan cara mengayuh rotary dengan bahan pengawet sampai rata
• Bahan silase dimasukkan sedikit demi sedikit secara bertahap ke dalam
RFS sampai melebihi permukaan untuk menjaga kemungkinan penyusutan
volume selama penyimpanan agar tidak terjadi cekungan dalam permukaan
sehingga air masuk kedalamnya, pengisian harus dilakukan dengan cepat
dan disusun dengan baik.
• Setelah pengisian bahan silase ke
dalam tabung, injak2 dan rapatkan untuk mencegah terjadinya ruang udara.
Kemudian segera ditutup rapat sehingga udara dan air tidak dapat masuk
ke dalam Rotary, caranya penutup pertama diberi lembaran plastik
kemudian ditutup dengan tanah setebal lebih kurang 50 cm kemudian
diatasnya disimpan pemberat supaya material benar-benar rapat
Setelah melalui pencacahan Mesin Pencacah Organik, material bahan
pembuatan silase dalam Rotary Fermentor Silase (RFS) akan mengalami
• Tahap 1, adalah penyimpanan hijauan dan terjadi produksi CO2 dan panas dari sel tanaman
• Tahap 2, terbentuk asam asetat oleh bakteri pembentuk asam asetat
• Tahap 3, adalah pembentukkan asam laktat oleh bakteri pembentuk asam laktat dan penurunan bakteri pembuat asam asetat
• Tahap 4, pembentukkan asam laktat terus berlangsung sampai pH yang di-inginkan sehingga aktivitas bakteri berhenti
• Tahap 5, bergantung pada ke empat tahap sebelumnya, apabila asam
asetat dan asam laktat cukup untuk menahan bakteri pembusuk maka
selanjutnya silase akan tetap awet dan tersimpan baik.
Fermentasi
menghasilkan panas, karena energi kimia dari pakan hijauan digunakan
oleh bakteri untuk melakukan fermentasi. Sehingga kandungan energi
silase umumnya lebih rendah daripada hijauan. Namun kekurangan ini dapat
diabaikan mengingat begitu banyaknya manfaat silase. Selain itu, dengan
pecahnya selulosa, energi yang digunakan hewan ruminansia untuk
mencerna silase menjadi lebih sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar